“Hmmm.. itu juga kalau kamu tidak keberatan” saut Rully
Mereka berdua kemudian pergi ke RS Ananda. Sesampai disana kondisi RS
sangat bagus dan sepi.. RS Ananda memang diperuntukkan untuk golongan menengah
keatas. Lengkap dengan peralatan medis tercanggih dan harga premium. Mereka
berputar dari satu lorong ke lorong yang lain. Beberapa kali mereka salah masuk
ruangan. Lama kelamaan Rully yang gelisah semakin resah.
“fi.. apa kamu benar benar yakin ini rumah sakitnya” Tanya rully
dengan nada bosan
“sepertinya begitu.. enggghhh.., aku telepon dulu yah salah satu
keluarganya” tukas selfi
“Cuma disini dilarang berbicara di handphone, lebih baik kita ke taman
saja dulu” sambung selfi
“ok.. aku juga mulai nggak betah neh.. bau obatnya bikin mules” saut
rully
Mereka berduapun melangkah ke taman. Taman di RS Ananda ini memang
diperuntukkan bagi penunggu pasien. Kondisinya sangat indah. Ada gazebo yang
menghadap langsung ke perbukitan. Pepohonan dan rumput yang hijau. Ada juga
tempat bermain anak anak. Saat selfi
memulai untuk menghubungi kerabat lain, rully mengambil posisi di salah satu
ayunan mainan anak.
Dia terlihat lesu dan penuh dengan rasa kesalahan. Teringat lagi
seluruh tindak tanduknya yang sangat tidak wajar ke dhea. Rully mulai mengulas
kembali kenangan yang lampau. Dia sebenarnya anak yang baik, pintar dan
teladan. Beberapa belas bulan yang lalu dia bertemu seorang gadis yang
meluluhkan hatinya. Segalanya berubah jadi indah. Hidup penuh semangat. Sang
kekasih selain cantik, sopan dan anggun, dia juga penuh perhatian dan selalu
memberi dukungan atas semua yang dia lakukan. Tidak seperti wanita kebanyakan.
Rully menjadi anak yang berprestasi dan beberapa kejuaraan bertema teknologi
bisa dia raih.
Sayangnya itu tidak berlangsung lama. Hidup bagai roda yang berputar.
Suka atau tidak suka hubungan mereka seperti kapal yang akan karam. Sungguh
sangat tidak dimengerti.. Badai berawal dari keluarga sang kekasih. Keluarga
tradisional yang marginal. Beban biaya hidup yang berlebihan membuat orang tua
sudah tidak bisa memikul lagi kehidupan sehari hari apalagi biaya sekolah. Ayah
sang kekasih memutuskan untuk menjodohkan anaknya sendiri dengan salah satu
kerabat yang jauh lebih tua tapi mau bertanggung jawab atas segala biaya
pendidikan dan keseharian anaknya. Dengan catatan setelah lulus sekolah
menengah umum, mereka akan dipersandingkan di pelaminan. Sang kekasih sempat
shock, tapi karena pendidikan agama dan kultur yang kuat, dia berusaha menerima
semua takdir dan petunjuk. Dia berusaha menjadi yang terbaik karena dia sadar
bahwa tragedy ini mungkin jalan yang terbaik dari yang maha kuasa.
Berbeda dengan Rully.. dia tidak bisa menerima kenyataan. Dia merasa hak nya dirampas.. semaksimal
mungkin dia berusaha tapi hasilnya nihil. Rully pernah memohon pak Eso, ayahnya
sendiri untuk datang ke rumah kekasihnya dan meminta untuk membatalkan semua
acara. Tapi jawaban yang diterima malah tidak mengenakkan. “sudahlah rul,
memangnya cewek cuma dia saja, kalau perlu nanti papah carikan”.
Rully merasa kiamat datang lebih awal. Dia shock dan secara perlahan
tabiatnya berubah seperti sekarang ini. Apalagi belakangan dia tahu bahwa
tunangan sang kekasih adalah Pak Eso yang notabene ayahnya rully sendiri. Dunia
memang edan.
“hmmm… tapi sekarang semua sudah berubah.. kamu telah membuka hatiku,
dhea” gumam rully pelan di taman. Pandangan matanya kosong. “you are like water
which fulfilled all of empty area in my heart”.
“aku memang jatuh cinta..”
“aku menyesal melakukan semua ini”
“maafkan aku dhea..”
“aku nggak mau kehilangan yang ke sekian kali”
“tidakkkkkk !!.” Rully reflek berteriak.
Saat bersamaan ada tangan halus yang bergerak ke pundak Rully.
“aaaa..aaaku yang salah, aku yang harus minta maaf” jelas suara
pemilik tangan halus tadi.
Rully berputar arah, setengah kaget dia berteriak
“Dheaa….”
Sebentar saja suasana berubah..
“ooohhh… jadi ini cuma akal akalan kamu saja yah..”
“aku sekarang yang jadi pecundang”
“aku terlalu percaya dengan kebohongan kamu dan selfi”
“kamuuu puassss..???!!!”
Rully merasa kesal, malu dan marah
“Rully.. aku tidak tahu apa-apa” selak Dhea
“Bohongg!!!” sanggah Rully
“tapi itu benar.. aku disini sudah lima hari menjaga papah yang sedang
sakit” jawab dhea
“pleaseee… kamu boleh nggak percaya, tapi aku memang tidak berbohong”
tukas dhea sedih
Di tengah pertikaian itu, tiba tiba datang lagi suara lembut
“Rully dan Dhea.. aku mohon maaf, aku yang melakukan semua ini”
ternyata itu selfi.
“aku fikir, sudah saatnya kalian saling terbuka dan mengerti”
“kalian ini sebenarnya saling mencinta”
“ada apa dengan kalian? Kenapa mempertahankan ego masing-masing?”
“kenapa kalian menyiksa perasaan kalian sendiri”
“aku mohon maaf kalau aku lancing dan berbohong”
“ini pertama kali aku berbohong semenjak berteman dengan kalian”
“tapi ada satu hal yang kalian perlu ketahui… kalian tidak pernah bisa
berkelit akan cinta”
“cinta hanya bisa hilang dengan cinta yang lain”
“tapi cinta yang sejati tak akan pernah hilang sampai kapanpun”
“apakah kalian masih akan menyiksa diri sendiri sampai mati? Silahkan
kalau kalian mau”
“sekali lagi maaf, aku mohon diri, assalammualaikum”
Rully dan Dhea saling terdiam…entah apa yang difikirkan. Dhea lalu
menangis tersedu.
Tak tahan melihat dhea menangis, rully mulai menggapai jari dhea satu
persatu, digapai dan dipeluk erat.
“Dhea.. maafkan atas segala kesalahanku.. sebenarnya aku sayang kamu”
Rully sedikit tersedak
“Aku juga sayang kamu” sahut dhea
So sweeettt….. Kini mereka mulai terbuka dan berhasil mengalahkan ego
nya sendiri.
“Aku ingin miliki kamu selamanya” bisik rully
“me too, sweetheart” jawab dhea tersenyum
====000===
Tujuh tahun berselang.
Dhea menitikkan air mata mengenang saat-saat yang manis itu. Dia
membuka seluruh diary nya satu persatu. Saat ini Dhea sudah bekerja di salah
satu kontraktor asing di bidang pertambangan. Rully sendiri menjadi seorang
pengusaha sukses berbekal pendidikan di MIT amerika. Mereka sudah melangsungkan
pernikahan dua tahun yang lalu dan telah dikaruniai satu orang anak laki yang
lucu.
“untung saja ada rekan baikku yang cerdas dan ahli strategi” gumam
dhea..
Tapi sekejap kemudian wajah dhea pucat pasi..
“kasihan sekali selfi” gumam dhea lagi
Selfi, gadis berjilbab itu setelah lulus kemudian melanjutkan ke
universitas dan mengambil jurusan kesehatan masyarakat. Selfi lalu mengabdikan
dirinya ke daerah daerah terpencil. Dia ingin menjalankan amanah yang pernah
diberikan orang tuanya. “menjadi orang yang berguna bagi orang lain”. Gaji yang
dia dapat, 75 persen ditransfer ke ayahnya untuk biaya pendidikan adik adiknya.
Selfi, wanita berjilbab yang anggun, sopan, halus budi dan mulia ini sedang
mendapatkan cobaan yang berat. Dua tahun bekerja di pedalaman Kalimantan tengah.
Suatu waktu dia masuk jauh ke pedalaman lagi untuk memberikan bantuan
kesehatan, dia terkena goresan tumbuhan beracun. Sebenarnya racun ini bisa
dihilangkan kalau penanganannya cepat. Hanya saja, lokasi yang sangat jauh dan
perlu berhari hari untuk sampai perkotaan membuat kerusakan akibat racun itu
semakin meluas.
Kini selfi sudah di evakuasi ke Jakarta. Menurut dokter racunnya sudah
sampai ke otak. Seluruh tangan dan kakinya lumpuh. Kondisi ini diperburuk lagi
dengan adanya gejala demam malaria. Selfi sempat koma beberapa kali, tapi saat
dhea berkunjung tadi pagi, selfi terlihat agak segar. Dia melemparkan senyum
nya beberapa kali. Selfi mencoba angkat bicara.
“dhea.. kamu makin cantik.. bagaimana anakmu”
“makasih ya fi.. anakku makin lucuuu.. kamu cepat sehat yah, biar bisa
main sama anakku”
“Insya Allah dhea.. semoga”
Itu yang masih diingat oleh dhea tadi pagi. Tiba-tiba dia teringat
lagi tentang sesuatu.. yaa… seseorang rekan selfi menitipkan barang barang
selfi ke dhea karena beliau akan kembali lagi ke Kalimantan. Dhea coba membuka
tas plastic itu satu persatu.. dia tersenyum karena semua barang kenangan yang
dia berikan ke selfi ada disana dan selalu dibawa kemana selfi pergi. Lalu dhea
mengambil salah satu buku, rupanya itu buku diary nya selfi..
“wahh… pasti seru neh cerita selfi disana”
Lembar per lembar dia buka satu persatu
Diary ku…
Sepertinya tugasku sebentar lagi
selesai.. mungkin akan akan kembali ke kampung halaman dalam beberapa hari ke
depan. Senang rasanya tetapi ada segelintir rasa enggan. Aku sudah terlalu
betah disini. Semua asli dan asri. Cukup berat bagiku untuk kembali bertemu
dengan kenangan lama. Kenangan dimana aku harus melupakan dan merelakan dia
sepanjang hidupku.
Dhea.. menarik nafas.. dadanya sedikit berguncang. Tapi dia lanjutkan
membaca diary itu.
Diary.. telah lama sekali aku
tidak berjumpa dengan mereka. Aku ingat tujuh tahun yang lalu.. ada sesuatu
yang ingin kulakukan untuk pujaanku ini. Aku tidak mau dihantui rasa bersalah
terus menerus. Jalan yang aku jalani ini adalah bukan pilihanku. Tapi ini sudah
menjadi suratan takdir yang tidak bisa aku hindari. Aku telah menyakitinya, Itu
memang cobaan hidup.. tapi apa aku bisa memilih.. masih bisa, hanya saja aku
tidak boleh egois.. aku sangat sayang sama ayah dan adik adik. Semenjak ibu
meninggal dunia, aku menjadi tumpuan harapan mereka.
Diary.. ketika aku memilih jalan
itu… sebenarnya hatiku telah hancur… cinta ini seperti layang layang putus yang
terbawa angin entah kemana. Kalau dia merasa terluka aku bahkan lebih dari
luka. Rully.. aku merasakan bahwa tujuh bulan hubungan kita adalah hal yang
paling indah yang aku miliki selain keluargaku ini. Aku juga tak ingin benih
benih cinta ini pudar sebelum berkembang, tapi lacur berbicara lain. Andaikan
kau tahu, sampai saat ini pun, cinta aku hanya untuk kamu. Aku kemas cinta ini
dengan rapih, terlindung dari segala macam godaan, jauhhh…. Jauhhh di lubuk
hati yang paling dalam. Karena aku tahu kalau aku bisa bahagia dengan
memelihara cinta suci ini.
Diary, aku senang bisa menyatukan
Rully dengan dhea.. aku cuma ingin kamu bahagia.. aku yakin, dhea adalah orang
yang terbaik untuk kamu. Kamu pasti bahagia, dear. Aku bisa merasakan
kebahagiaan kalian dari jauh. Sekarang aku bisa tersenyum. Senang melihat pangeranku
bisa berhasil dan sukses. Berbeda sekali dengan kondisi saat kamu terluka, kamu
jelek sekali, beringas dan menakutkan.
Diary, aku sudah berjanji untuk
mengabdi ke pak Eso yang telah membantu keluarga aku selama ini. Tapi
sepertinya pak Eso berubah fikiran. Allah memberikan dia petunjuk untuk memilih
berada di lingkungan keluarganya sendiri. Aku senang mendengarnya. Tanpa perlu
aku jelaskan, pak Eso sudah sadar dengan sendirinya. Tapi sekarang, aku malah
bingung untuk berjalan ke arah yang mana. Hatiku sudah bertahun tahun tertutup
untuk orang lain.. yang ku ingat di setiap bait doa adalah nama rully..
Ya Allah.. aku memang terlalu
egois..mohon ampun ya Allah… yang kubisa adalah mendoakan pahlawanku itu agar
tetap bahagia.. bimbinglah aku ya Allah agar aku senantiasa menjaga cintaku ini
sampai akhir hayat..
Dhea.. sudah tidak kuat lagi untuk terus membaca diary itu. Dia
menangis sekuatnya. Dia bekap diary itu erat erat… Dia sendiri bingung apa yang
harus dilakukan
Tiba tiba HP dhea bergetar. Ada sebuah sms masuk..
“Dhea.. kalau kamu bisa, kamu
kesini yah nak.. tolong bantuin oom untuk mempersiapkan proses pemakamkan
Selfi..”
Dhea tersentak.. pesan itu dari ayahnya selfi…
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun” ucap dhea sambil meneruskan
tangisnya..
===0000====
Mentari mulai naik sampai ke titik yang paling tinggi. Acara pemakaman
sudah dimulai dan hampir selesai. Isak tangis mengiringi kepergian selfi.. Dhea
dan Rully berbaur menjadi satu. Dhea beranjak pulang dan meletakkan secarik
surat dan ditempelkan ke nisan rekannya itu
Kawanku Selfi..
Aku mohon maaf atas kesalahanku
selama ini. Kamu adalah kawanku yang terbaik yang tidak pernah aku lupakan.
Kawan yang aku sungguh muliakan. Selamat jalan kawanku, doa selalu aku
panjatkan demi kebahagiaan engkau disana.. kebahagiaan yang hakiki..
kebahagiaan bersama cinta yng kamu simpan rapih selama ini. Cinta kamu “cinta
sebening embun”.