Selfi berlari tergopoh gopoh dan mencoba membantu dhea berjalan sambil
berusaha menyabarkan hati dhea.
“tenang aja fi.. I am okay” tutur dhea
“tapi kamu terluka, sayang”
“nggak apa apa kok” kembali dhea meyakinkan selfi
Selfi merasa ada keanehan, apa yang terjadi dengan dhea? Tidak seperti
biasanya.
Dhea membaca apa yang difikirkan oleh selfi, dia hanya tersenyum dan
memberikan isyarat pasti.
“selfi.. gue lagi berusaha untuk jadi seseorang yang tabah”
“gue tahu akan berat”
“bahkan mungkin lebih sakit dari ini”
“tapi nggak ada salahnya gue coba”
“mungkin ini proses pendewasaan diri yang disebutkan loe tempo hari”
“gue cuma perlu betadine dan sedikit alkohol kok buat nutup ni luka”
Selfi mengangguk pelan seakan tak percaya.. gadis mungil di depannya
ini telah berubah menjadi sosok yang lebih dewasa dan fleksible.
“gue udah coba berfikir lebih pragmatis fi.., gue harap ini akan bantu
gue di ujian hari ini”
“insya Allah, dhea.. tapi apa yang membuat kamu berubah” selfi kembali
bertanya
“Jawabannya sama dengan apa yang kamu jelaskan waktu itu fi.., kondisi
dimana semua orang mengalami suatu proses yang sama.. ya… syndrome.. Human
syndrome…”
“gue lagi coba stimulasi hal hal yang paling berat dengan syndrome
ini, kelihatannya berhasil fi..” dhea memicingkan mata
Selfi mulai mengerti.. dhea yang pintar ini sudah bisa mengembangkan
dirinya, merubah sesuatu yang ditakuti menjadi pemicu semangat dalam diri..
mengkondisikan cinta yang dia benci sebagai sesuatu kekuatan yang merubah
kesakitan menjadi keindahan, kegagalan menjadi keberhasilan, kebencian menjadi
keikhlasan..
“dhea memang pintar dan cepat belajar” gumam selfi.
====0000====
Tiga kali bel berbunyi menandakan selesainya UAS hari itu. Rully
berjalan santai mendekati faris.
“ehh raab (baca:arab), mo kemane loe”
“kagak ade rencana bro.. ana ikut ente aja” saut faris.
Rully tersenyum.. ada sesuatu menempel di benaknya
“ente pasti punya rencana neh.. ana dah khatam sifat ente” celetuk
faris
“ada sehhh… tapi masih “classified”, rahasiaaaa..”dengan enteng rully
bicara
“langsungggg bro…” sekilas faris mengerti
“tapi jangan ente kerjain tuh kutu buku lagi bro.., ana nggak tega”
Rully menarik nafas..
“raab…sebenarnya gue penasaran”
“tumben tuh anak kagak datang lagi kesini mencak mencak”
“apa doi dah takut ma gue yah”
“atauuuu….. aaahhh…. Loe cari info dong broooo”
Faris tertawa kecil..
“ana dah tebak.. ente pasti mikirin die bro…”
“ngomong-ngomong die cantik juga bro.., cocoklahhhh.. otok otok otok
”Faris makin tertawa
“kagak bro.. kagak ada chemistry gue ma die.. bukan sesuatu lahhh”
elak rully
Rully mengernyitkan dahi sekali
lagi..
“tapi kenapa sudah jatuh doi malah senyum senyum aja yah.. gokil juga
tuh anak”
“sudahlah bro.. ngapain sehh yang gituan ente pikirin.. kalau ente
nggak suka, ya sudah, cuekin aja” selak faris.
“kagak ada advantage nya juga loe urusin yang nggak chemistry”
“malah nambah nambahin rekor kejahatan ente aja”
Rully dengan cepat berbalik kearah faris
“loe ngomong apa raab?”
“he he.. ampun bro.. maksud ana, kita cari yang lain aja bro..” faris
mengelak
“biar ana sekalian hunting juga”
“okayyy.. tapi loe harus cari tahu, kenapa doi jadi aneh. Ente kan
penuh akal bulus” kilas Rully
Faris dengan tubuh gempal dan
hitam itu mulai berfikir dan tersenyum sendiri
“ana ada ide bos”
“apa ide loe”
“kite buka aja efbe nya bos, yang ana tahu dia memang efbe user paling
update”
“good idea” kilah Rully dengan puas
“langsunggggg bos”.
Kedua anak ini mulai mengotak atik internet di blackberry nya Faris.
Faris memang berasal dari keluarga yang berada. Rully pun begitu, hanya saja
karena kenakalan nya seluruh fasilitas termasuk HP blackberry nya ditarik sang
orang tua.
“okay bos..ni user name si dhea”
Di ujung atas kiri facebook tertera nama “Denada Andini Rhemdara”
Baru beberapa menit dhea mengganti status facebooknya
“The nightmare became the
miracle drug. It’s getting better now” (baca: mimpi buruk menjadi obat yang
manjur, sekarang sudah mulai membaik)
Kedua bocah itu memicingkan
matanya.. “maksudnye ape yee?” Rully sedikit heran
“Bro.. nggak nyambung neh bro…” suara faris mulai terdengar jenuh
“hee raab.. gue harus tahu apa maksudnye.. ape doi nyindir gue” kilah
Rully
“kagak bro.. ni mah jaka sembung… tapi kalau ente penasaran silahkan
ente update aja status ente, siapa tahu doi ngeliat”
“okay raab.. gue coba ganti”
Rully membuka facebooknya. User name nya tertera “Roellee the art of evil spirit”.
Profile picturenya pun bergambar animasi setan dan jin seram.
“serem amat bro… ana punya gambar yang lebih damai bro..”cibir faris
“diem loe raab.. terserah gue.. gaul dong” selak Rully
Dengan sigap rully mengganti statusnya “Waiting for the avenged. Let’s screaming” (baca: “menunggu pembalasan,
ayo berteriaklah”).
Lalu mereka menunggu update dari dhea. Tapi hampir dua jam tak ada
perubahan. Faris pamit pulang. Rully pun pulang dengan langkah gontai.
“penasaran juga”.
====000====
Malam itu menjadi malam yang panjang buat Rully, sudah hampir tujuh
hari dia tidak melihat dhea semenjak terakhir dia lakukan kekonyolan itu. Dhea
memang diperintahkan oleh orang tuanya dengan ijin walikelas untuk terlambat
satu menit semenjak bel sekolah berbunyi. Karena dhea pintar dia bisa keluar
lebih awal dibandingkan kawan sekelasnya dan langsung pulang menuju ke rumah.
“ini memang suatu antisipasi agar dhea merasa lebih aman dalam
menjalani test” kilah Ibu ani, wali kelasnya. Semua guru tahu bahwa Rully
adalah siswa yang sangat berbahaya.
Tapi selama itu berjalan ternyata ide dari faris ada benarnya. Tak
disangka oleh Rully bahwa pergantian status itu memang menjadi komunikasi buat
mereka berdua. Berawal dari 8 Jam setelah status terakhir semua berubah menjadi
sesuatu yang tak terkira.
Hari 1:
- Dhea : “ I won’t do that and prefer
for peace”. (Saya tak akan lakukan itu dan lebih suka perdamaian)
- Rully : “ The evil won’t stop.
don’t you feel embarashed, looser? (setan tak akan pernah berhenti. Apakah kamu
tidak merasa malu, dasar pecundang)
Hari 2:
- Dhea : “ I am not playing the
game but you are. It was on the past. forgiven ”. (Saya tidak merasa memainkan
permainan ini, tapi kamulah yang bermain. Itu terjadi di waktu yang lampau. maafkan)
- Rully : “ not so easier”
(tidak semudah itu)
Hari 3:
- Dhea : “ Just do what you’ve
thought. No matter it will be happen, I’ll promise to understand with all of my
heart and soul ”. (Silahkan lakukan apa yang kamu pikirkan. Tidak perduli apa
yang akan terjadi. Saya berjanji untuk mengerti dengan segala keikhlasan)
- Rully : “ ???, you must be
sick, it’s not you” (???, kamu pasti sakit, sepertinya ini bukan kamu)
Hari 4:
- Dhea : “ everyone can change
if the right person come along”. (Semua orang bisa berubah jika ada orang yang
benar yang datang kepadanya)
- Rully : “ I smelt something
stupid but I don’t give a damned” (Saya mencium sesuatu yang bodoh tetapi saya
tidak perduli)
Hari 5:
- Dhea : “ It’s real. Full of
sensation. I believe it will come through”. (itu sangat nyata. Penuh dengan
sensasi. Saya percaya itu akan menjadi kenyataan)
- Rully : “ eerrrgggghhhhhhhh…..
” (eerrgggggghhhhhhh)
Hari 6:
- Dhea : “Affection”. (rasa
sayang)
- Rully : “ Hmm…You’re not the
only one ” (hmmm… kamu bukan satu satunya)
Hari 7:
- Dhea : “I don’t think that I
am gonna owned except the shadow”. (Saya rasa saya tidak ingin memiliki kecuali
bayangan)
- Rully : “ sorry, the room is
not available” (Maaf, tidak tersedia ruangan lagi)
Rully kembali menunggu jawaban yang berikutnya. Tapi sampai tengah
malam tak kunjung datang. Dia semakin penasaran.. ada rasa bersalah di dalam
dirinya. Ini pertama kali dalam hidupnya ada rasa tidak tega.
“aku mungkin keterlaluan.. dhea memang terlalu cantik untuk disakiti,
tapi aku khawatir ini hanya tipuan sesaat” gumam rully.
Sampai dua hari berikutnya tidak ada status update. Rully coba
memancing lagi
“The new house is no longer a
dream” (Rumah baru tidak lagi sebuah impian).
Dia coba lagi di hari berikutnya..
“It’s a matter of time” (Cuma
masalah waktu saja)
Akhirnya Rully menyerah. Di hari berikutnya dia menulis
“After all this time, I am
missing you” (setelah waktu bergulir selama ini, saya merasa kehilangan kamu)
Sayangnya hampir dua hari
berikutnya berselang, dhea tidak memberikan respon lagi. Rasa was was dan tidak
tenang mulai menjangkiti rully. Sepertinya dia pun terkena syndrome yang sama. Rully
coba menghubungi semua sahabatnya tetapi tidak mendapat informasi yang bagus.
Maklum saja liburan semesteran sudah dimulai. Beberapa rekan sudah mulai
berwisata dan berpencar kemana mana.
Rully semakin panik.. tapi dia belum berani menelpon langsung dhea..
rasa ego nya masih mengalahkan rasa cinta.
Tak beberapa lama wajahnya mulai ceria.. si laptop tertera status dhea
yang baru
“flying without the wings”
(terbang tanpa sayap).
Rully kembali menjawab
“True love can be a jet plane” (cinta sejati bisa menjadi pesawat jet)
Rully bingung… kok jawaban dia sendiri jadi tidak nyambung. Maklum dia sangat
tergesa gesa.. Setelah beberapa jam, dia
sudah tidak tahan dan mulai memencet nomer hp dhea.. tapi hanya answering machine
yang menjawab.
Terakhir kali dia coba menghubungi selfi
“hallo assalamualaikum”
“selfi, apa kabar”
“Masya Allah, ini Rully.. tumben, ada apa yang bisa aku bantu”
“nggak apa apa fi.. gue cuma iseng aja” sekali lagi rully salah
ngomong
“isengg? Ya sudah kamu mau iseng apa?”
“maaf selfi, bukan begitu…aku cuma ingin tahu kabarnya dhea?”
“dhea? Ada apa dengan kamu dan dhea, hayooo?” gurau selfi
“nggak ada apa apa sehh cuma gue pengen tahu aja”
“kabarnya buruk.. sudah lima hari ini dia di rumah sakit. Dia terkena
demam berdarah.. tapi mengarah ke typhus. Sel darah merahnya turun drastic. Sehari
yang lalu dia mulai agak baikkan, tetapi barusan saya dengar dia kritis”
Rully bagaikan tersambar petir.. tangannya gemetar.. seakan tidak ada
daya upaya.
“Rully… kamu masih disitu” Tanya selfi
“ngggg… ia selfi… perasaan aku jadi tidak enak” tiba tiba rully
merubah tata bahasanya lebih halus
“kenapa?”
“aku merasa bersalah dan telah mendzalimi dhea”
“tenang yah rully.. serahkan saja semuanya ke yang maha kuasa. Kita doa
kan saja dhea cepat sembuh”
“aku janji fi.. aku akan minta maaf ke dia”
Selfi tersenyum lalu dia berkomentar
“aku memang merasa sudah saatnya begini. Karena aku yakin sebenarnya
kalian ini saling mencinta”
“selfi.. kamu kok tahu”
“ya rully.. aku selalu baca status kalian.. sepertinya ada
keterkaitan.”
“okelah.. kamu mau ke rumah sakit? Nanti aku antar”
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar