Selasa, 27 Desember 2011

Cinta Sebening Embun (Part 1)


Dhea bergegas menarik tali sepatu, sedikit mengumpat dalam hati, “Hari ini benar benar menyebalkan”. Semalam suntuk berupaya untuk mengerti pelajaran fisika elektromagnetik, tapi berulang kali dia gagal. “Uuu uuhh..., benciiii..” gumam nya.
Sebenarnya dhea termasuk siswi terbaik di SMA nya. Semua pelajaran dilahap habis tanpa ampun. Dia juga beberapa kali ikut dalam olympiade mata pelajaran eksakta di kota kelahirannya ini. Target dhea hanya satu, lulus ke perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. Sebegitu seriusnya sehingga dhea tidak pernah melirik rekan pria untuk dijadikan kekasih.
“pacaran itu hanya jadi beban, semua serba diatur” tukas dhea saat bergabung dengan anak gank zuliet di café moncrotz
“aahh nggak gaul loe” sela mimi
“yoi”.. “sampai kapan loe mau sendiri.. kelamaan malah jadi kuntilanak” gurau angel sambil menarik sedikit hisapan rokoknya.
“terserah loe pade aja deh, yang penting gue mau bebas saat ini. Nggak kayak loe.. setiap hareee harus bales sms.. emengnye operatorrr..” dhea terlihat sudah mulai panas
“sabar yah dhea.., orang sabar disayang Tuhan” selfi sedikit berbisik sembari menggeser ujung jilbabnya.
Dhea agak terhibur..

Selfi memang teman dhea yang paling dekat. Selain karena halus tutur katanya, dia juga sangat bijaksana. Mengalah adalah senjata yang paling utama buat selfi. Setiap perkataannya selalu mengandung arti. Selfi sendiri tidak mengambil jurusan IPA, dia lebih nyaman mengambil IPS.  Saat mereka berdua berdiskusi, dhea kadang menegaskan seluruh cita cita hidupnya dari A sampai Z, penuh dengan optimisme dan semangat yang tinggi. Terkesan sangat ambisius untuk anak seumur dia. Selfi selalu menjaga perasaan dhea dengan memberikan perhatian khusus saat dhea bicara. Sampai suatu waktu dhea bertanya tentang cita cita kepada selfi.

Selfi terdiam sejenak, lalu tersenyum..sembari berkata halus,
“aku ini bukan siapa-siapa dhea.. aku orang yang tidak punya bahkan tidak pintar seperti kamu, cantik...  Aku hanya menjalani hidup ini bagai air yang mengalir. Pilihan hidup aku tidak sebanyak kamu, bahkan mungkin cuma satu pilihan” tukas selfi dengan syahdu.
“Kalau aku ditanya cita citaku apa? Aku hanya ingin menjalankan amanat almarhum ibu ku, beliau minta aku agar bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Itu cukup sederhana, tetapi cakupannya maha luas. Aku sendiri belum tahu apa aku sanggup. Mudah mudahan Allah memberikan kemudahan”.

====00000====







Setelah melahap sepotong roti, dhea memanggil supirnya.
“mangggg udinnnnnnnn…. Dah telattt nehhhhh”.

Begitulah hari hari dia lewati. Gadis cantik, pintar tapi manja ini kadang explosive. Dia terlalu pe de dengan apa yang dia miliki. Sulit berbicara tentang etika kepada gadis semacam ini.
Di dalam mobil dhea coba membuka lembar demi lembar buku fisikanya..tapi tetap saja otaknya membeku.. kemudian dia coba mengeja satu persatu;
“Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik dapat diidentifikasi berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik sebagaimana gelombang radio atau sinar-X. Masing-masing memiliki penggunaan yang berbeda meskipun mereka secara fisika menggambarkan gejala yang serupa, yaitu gejala gelombang, lebih khusus lagi gelombang elektromagnetik. Mereka dibedakan berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya”.

Tapi entah mengapa, setiap bait dibaca setiap kali bayangan itu muncul….muncul dan muncul lagi.
Dhea seketika berteriak..”tidakkkkkkkkkk”.  
Mang udin langsung menginjak rem.. hampir saja terjadi tabrakan beruntun.
Setengah kaget mang udin bertanya, “ada apa neng.., mang jadi kaget”.
“nggak ada apa apa mang, jalan terus.. bentar lagi jam masuk”.. dhea menjawab sembari menutupi seluruh mukanya dengan buku fisika..
Mang udin cuma bisa menggelengkan kepalanya.. entah sudah seminggu terakhir majikan kecilnya ini berlaku aneh.. tapi apa daya seorang mang udin. Setelah meminta maaf dengan pengemudi kendaraan di belakangnya lalu dia meneruskan perjalanan.

Yah.. seminggu yang lalu.. tepat saat itu, the shadow mulai membayangi dhea.
Awalnya dhea mendapatkan kehormatan dari kepala sekolah karena prestasinya memenangkan olympiade fisika setingkat provinsi. Seluruh murid kelas III IPA harus mendapat tanda tangan dhea di buku tugas fisika nya. Ada ratusan siswa/I dari 7 kelas III IPA yang antri untuk tanda tangan. Semua datang dan juga mengucapkan selamat kepada gadis imut imut ini. Dhea menyambut dengan riang kecuali untuk satu siswa ini.. ya.. dia bernama Rully.

Rully cowok urakan.. seluruh siswa/i seragam jingga ini kenal dengan dia. Pemabuk, pengguna narkoba, slebor, preman kampung, anak motor, playboy dan satu lagi julukan yang dhea benci..”si raja tega”. Typical rully memang gampang gampang susah.. berbeda dengan rekan sebayanya yang nakal, dia memang tidak banyak bicara atau berkoar seenaknya. Dia diam dan tenang, tapi sulit ditebak arahnya. Keberanian dan kenekatannya sungguh luar biasa. Beberapa kali dia di skor karena melukai kawannya sendiri termasuk satpam sekolah. Beberapa kali Rully diselamatkan oleh gurunya dari pemecatan karena memang dia berprestasi di bidang yang lain.. Dia pintar dan cerdas tapi pemalas. Pada saat ujian semester dibagikan, mendapat angka 6 pun menjadi suatu prestasi. Tapi disisi lain dia adalah juara robotika di tingkat provinsi yang membuat nama harum sekolah.

Rully mengulurkan tangan ke dhea.. dengan dingin dhea menyambutnya.
“selamat yah kurcil” celah rully
“maksudd?” dhea setengah melotot
“ya kurcil.. emang loe kira loe siapa?” rully setengah acuh
“loe catat yee.. gueeee bukan   k u r c a c i.. justru loe sendiri yang bajingan” dhea mulai kasar
“kalau bukan karena disuruh ibu indri, gue juga males dateng ke loe.. neh pena gue, cepet tanda tangan” muka seram rully muncul.
Dhea mulai ragu dengan keberaniannya. Dia pernah melihat dengan mata kepala sendiri rully menyiksa anak III IPS sampai pingsan. Setelah ditandatangani, rully langsung berbalik arah tanpa mengucap kata terima kasih sedikitpun. Tapi dia membuang secartik kertas.. dhea mengambilnya dan ada tulisan “have fun girl, long long night”. Dhea mengernyitkan dahi tidak mengerti apa maksudnya.
“uuhhh… ngapain gue ngurusin sampah masyarakat, mending gue happy happy aja” gumam dhea dalam hati.

Keesokan harinya seluruh siswa/i yang antri sangat kecewa karena dhea tidak masuk. Rupanya dhea sakit dan harus ke dokter kulit. Usut di usut ternyata dia terkena getah yang ada di pena nya rully. Rully memang sengaja menempelkan getah gatal di ujung pena. Alhasil semalaman dhea tidak bisa tidur karena gatal sekujur badan.. sembari menangis dhea berteriak “dasar bajingannnnnn”..
Dhea semakin marah karena setelah dua hari berselang, Rully mengirim sms dengan nomer yang tidak dikenal, “how’s bout ur holiday?”
Dhea sangat yakin itu Rully, lalu dia mendatangi langsung ke yang bersangkutan.
“eehh garbage…, puas loe ye..”
“loe iri ye sama gue”
“loe buktiin dong kalo loe memang cowok beneran”
“Cuma bisa bikin robot jelek aja loe dah bangga”
“loe pikir loe dah berhasil narik perhatian gue..”
“sorry ye.. najis gue lihat loe”
Semua sumpah serapah dhea keluar.
Rully lalu mendekat dan semakin mendekat. Secara tiba-tiba dia meniup permen karet yang dari tadi dikunyahnya mengarah ke muka dhea yang mungil…
Plokkkk…. Hanya beberapa millimeter hampir mengenai muka dhea..
Dhea kaget dan langsung menangis.. menahan amarah dan rasa kagetnya.
Tapi rully tetaplah rully, dia kembali mendekat dengan balon permen karetnya..
Disaat yang genting, tiba tiba suara lembut itu datang,
“rully.. boleh aku minta tolong..”
Rully menoleh dengan mata nanar
“kamu bisa jauhi dhea sebentar.. atas nama dhea aku minta maaf”
Rully mengangguk berat dan meninggalkan mereka berdua.. sesekali dia menolehkan mukanya ke belakang lalu beranjak pergi.

Suara lembut itu lalu mendekati dhea..
“kamu tidak apa apa kan dhea..?”
Dhea menggelengkan lambat kepalanya
“gue nggak ngerti.. salah apa gue sama bedebah itu” tukas dhea
“gue benciiiiiiii…..”
Suara halus itu mulai mendekat lagi..
“sabar yah dhea.., aku percaya kamu bisa. Jangan terlalu membenci dan mengikuti emosi, lebih baik kamu acuhhkan saja. Yuk kita ke kantin” ajaknya.
Dhea mengamini ajakan itu..
“makasih yah selfi.. kamu memang kawan terbaik aku” dhea mulai agak tenang..tapi dia tetap menyimpan kemarahannya, kebenciannya dan sedikit ketakutannya.

Hari demi hari rasa itu semakin besar.. tiada hari tanpa membenci kelakuan rully.. semakin sering dia mengingat kejadian bodoh itu semakin menggumpal rasa bencinya. Hingga hari berikutnya dan berikutnya lagi diisi dengan kebencian terhadap rully.. sampai suatu saat dhea merasa kehilangan karena ada satu hari yang terlewatkan untuk mengingat kejadian itu… perasaan yang antagonis ini semakin berkembang, dan lambat laun membuat dhea merasa kangen akan kehadiran sosok rully walaupun hanya sekedar bayangan..

“dhea… maaf kalau aku lancang”
“aku fikir.. kamuuuu….”
“ada apa selfi.., kamu ngomong yang jujur dong” tegas dhea
“maaf yah.. aku fikir kamu terkena syndrome yang biasa dialami setiap makhluk” tukas selfi
“maksudddd?, yang jelas dong” dhea penasaran
“kamu terkena syndrome jatuh cinta.. maaf yah” kilah selfi dengan senyuman manisnya
“tidakkkkkkkk….. tidakkkkk mauuuuuuuuuu….. najisssssss….. huaaaaaaaaa” dhea tidak bisa menerima kenyataan.

“cinta itu bisa datang dan pergi tanpa kita ketahui, cantik”
“cinta itu anugerah dari yang maha kuasa”
“cinta kadang membuat kita bahagia, sedih, ceria dan benci.. tapi kadang kita rindu akan hadirnya cinta”
“karena cinta mempunyai kekuatan yang tidak terkira”
“cinta itu takdir yang tidak bisa kita pungkiri”
“tapi cinta bisa diredam dengan segala ketabahan kita”
“hanya saja, semakin diredam, cinta akan semakin besar.. semakin besar semakin sulit untuk mengendalikannya”
“mudah mudahan kamu bisa mengendalikan dirimu yah, cantik”
Selfi yang bijak sedikit berbicara tapi penuh makna.

Hari hari semakin berat di dada dhea.. antara cinta dan benci..
Dia juga membenci dirinya sendiri..
“kenapa aku harus jatuh cinta kepada brengsek itu”
Sebenarnya sudah hampir sepuluh siswa terbaik yang mengejar dhea.. tetapi semua kandas karena keteguhan hatinya.
Di dalam kesunyian malam di kamarnya dhea mulai berfikir, apa ini yang namanya hukum karma…
Semakin lama merenung dia semakin larut dalam tanda tanya..
Lalu dia ambil hp nya dan mencoba menghubungi selfi.
“assalammualaikum… dhea.. ada apa? Kamu belum tidur”
“selfi.. aku nggak tahu aku harus bagaimana yah”
selfi terdengar menarik nafas dan berbicara agak serak
“dhea cantik.. aku cuma bisa berkomentar sedikit aja.. tapi kamu tidak marah kan?”
“nggak kok” tukas dhea
“baiklah.. sudah saatnya kamu lepas semua beban didirimu.. akuilah bahwa cinta itu ada, cinta tidak mengenal kasta, aku yakin kamu akan lalui harimu dengan indahnya cinta.. Cuma satu hal yang perlu diwaspadai.. cinta tidak harus memilki yah cantik…”
Lalu mereka berdua mengakhiri pembicaraan telepon.

“hmmm ada benarnya juga kawanku ini” fikir dhea
Dhea mencoba untuk membiarkan cinta itu berkembang sendiri, dia mulai mencoba untuk tidak membenci rully.. demi cinta dan cita citanya.

====0000====

Bel sekolah berbunyi tepat saat mobil dhea tiba di pintu sekolah..
“mang udin… nanti jemput lagi yah.. awas jangan lupa…”
“iya neng.. nanti mang tunggu di gerbang”

Dengan tergesa gesa, dhea masuk ke sekolah.. tapi tiba tiba kakinya terhuyung dan jatuh terjerembab..
Dia meringis kesakitan..
Rekannya datang membantu..
Sembari menahan rasa sakit, mata dhea tertuju kepada sosok di ujung pagar bangunan..
Dengan tenangnya sosok itu senyum lalu kembali memainkan pena di jarinya kemudian berlalu pergi..

“ini pasti kerjaan si centeng itu” tukas ririn
Rupanya jebakan itu memang sengaja dipasang oleh rully yang dari pagi mengawasi pergerakan siswa/I yang datang. Dia menaburkan batu kerikil bundar sesaat sebelum dhea berlari.

Dhea meringis dan coba menahan diri…



Bersambung



Tidak ada komentar:

Posting Komentar